Andi
Arsyil Rahman Putra, namanya mulai mencuat setelah memerankan tokoh Furqon di
Film dan Sinetron Ketika Cinta Bertasbih,
yang diangkat dari novel karya Habiburrahman El Shirazy. Putra kelima dari
tujuh bersaudara, dari pasangan Prof. Dr. Ir. H. Andi Rahman Mappangaja, MS.
dan Ibu Ir. Yusnidar Yusuf ini dilahirkan pada 15 September 1987. Semenjak
belia kecerdasannya sudah terlihat dari langganan juara kelas atau
prestasi-prestasi di berbagai lomba, seperti Juara III Lomba Fisika The Most Creative Student Award dan
Peserta Olimpiade Fisika kota Makassar.
Pengidola Albert Einstein ini masih menjadi
mahasiswa Jurusan Fisika di Universitas Hasanuddin, selain itu juga tercatat
sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar
dan mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi STMIK Dipanegara Makassar. Kini
Arsyil tengah merampungkan dua skripsinya sekaligus, Ekonomi Manajemen dan
Teknologi Informasi.
Andi
Arsyil sempat bekerja sebagai model, menjadi Duta Pariwisata Kota Makassar
2007, Leader TPR (Telkomsel Personal Representative), dan
Duta Kawasaki. Dia juga Komisaris CV. Agri Mulia Lestari. Karena kesibukannya
dalam berbagai aktivitas, ibu dan teman-teman Arsyil menjulukinya Kutu Loncat.
Fakta lainnya, Arsyil juga seorang Kutu Buku. Dia tidak pernah membatasi tema
bacaannya. Buku-buku motivasi, sejarah, filsafat, sains, agama, seni, biografi
tokoh-tokoh, bahkan komik sekalipun dilahapnya.
Di
usianya yang baru menginjak 22 tahun, Arsyil sudah diundang sebagai motivator
dan inspirator oleh berbagai lembaga negara dan swasta, di institusi-institusi
pendidikan maupun kantor-kantor. Beberapa diantaranya adalah menjadi motivator
untuk para pengguna Narkoba yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional
(BNN), mengisi di Pengajian Ar-Rahman, atau di Lembaga Permasyarakatan.
Materi
yang sering disampaikannya adalah teori Mapping
Life. Sebuah teori perencanaan hidup menuju yang lebih berkualitas
dan produktif. Selain menyampaikannya di berbagai acara, Arsyil pun menulis dan
menyusunnya dalam buku berjudul Mapping
Life yang akan segera diterbitkan.
Dunia
kepenulisan mulai menarik perhatian Arsyil sejak melakukan shooting Film Ketika Cinta Bertasbih di Cairo, Mesir
(2008). Dia memandang bahwa hidup harus memiliki karya yang dapat diwariskan
dan diambil manfaatnya oleh orang lain, yang ia sebut Prasati Hidup. Salah satu
caranya adalah dengan cara menuliskannya.
Life is
Miracles ini adalah buku
pertamanya, ada beberapa buku yang tengah ia rampungkan diantaranya Mapping Life, Chicken Soup Al-Qur’an dan sebuah novel
Islami yang masih ia rahasiakan judulnya.
No comments:
Post a Comment